Inflasi melambung mencapai titik tertinggi-nya dan nilai tukar mata uang anjlok ke nilai terendah sampai dilevel 12.000 per dollar pada Jan 1998, suatu nilai yang membuat fundamental ekonomi
Perekonomian mulai menunjukan perbaikan yang berarti mulai awal tahun 2002 kepercayaan investor berangsur – angsur pulih ini tercermin dari data pasar Reksadana, kita bisa melihat bagaimana sector keuangan dan perbangkan dapat pulih segera.
Indonesia Ekonomi 12/Juli/2007
IHSG (point) 2,795.40 JIBOR (%) 7.85
Mnyk Dunia ($/Brl) 90.46 SIBOR (%) 4.68
Kurs Tgh.BI ($/Rp) 9,240.00 LIBOR (%) 4.66
SB Deposito(%) 7.83
Sumber: Blomberg,Bussines News
Lihat: Fundamental ekonomi kita saat ini dengan penguatan pasar saham yang terus menciptkan rekor baru dalam transaksinya, tingkat suku bunga SBI yang terus turun sampai di level 8%, turun 25 basis poin pada awal minggu ini, dan kurs nilai mata uang yang stabil di angka 9.200-9.400 rupiah.
Pertumbuhan Reksadana
Tahun 2002 Rp. 13,74 Trilliun
Tahun 2003 Rp. 67,36 Trilliun
Tahun 2004 Rp. 101,23 Trilliun
Tahun 2005 Rp. 31 Trilliun
Tahun 2006 Rp. 53 Trilliun
Tahun Nov 2007 Rp. 88,35 Tilliun
Sumber : www.bapepamlk
Investor mulai kembali, kepercayaan public mulai tinggi dan dana – dana yang diparkir di luar negri mulai banyak yang di investasikan kembali ke Indonesia, sayangnya akibat kebijakan pembatasan penjaminan oleh Bank Indonesia, tingkat kepercayaan masyarakt pun sempat hancur kembali di awal tahun 2005, terjadi rush besar-besaran di reksadana nilai aktiva besih melorot tajam dan masyarakat banyak yang mengalihkan dananya kepada sector investasi riil.
Sektor riil pun bukan tanpa kendala, banyak orang gagal dalam investasi riil, banyaknya kasus penipuan berkedok investasi membuat orang juga semakin ngeri berinvestasi. Saat ini investor dituntut untuk semakin cerdas dalam mengelola dana-dananya.
Satu hal yang tetap orang kaya lalukan adalah menjadi cerdas untuk melakukan survey kecil sebelum dana investasinya di tanamkan. Karena perbedaan tingkat suku bunga sangat berpengaruh besar pada hasil investasi, dan reksadana bagi sebagian orang kaya saat ini menjadi primadona untuk menginvestasikan uang nya, selain pasar uang (Forex) dan saham (IHSG).
Mengapa reksadana menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi karena investor tidak perlu report untuk memantau pergerakan harga setiap hari yang membuat diri nya kadang menjadi stress dan frustasi. Melalui manager-manager investasi yang berpengalaman dan memiliki jam terbang tinggi dana investasi nya dapat lebih memberikan return investasi yang optimal.
Pend. Negara 723,06
Pen. Perpajakan 509,46
Pen. Bukan Pajak 210,92
Hibah 2,66
Belanja Negara 763,57
Belanja Pem. Pusat 504,77
Belanja Daerah 258,79 Pembiayaan (40,51)
Dalam negeri 55,06
Luar Negeri (14.55)
Sumber: APBN Th.2007
Mari kita bandingkan APBN Indonesia yang sebesar 723 Trilliun, dengan nilai investasi total reksadana yang besarnya 88,35 Trilliun, persentase reksadana berbanding APBN berarti lebih dari 12%, dana ini di invetasikan / di optimalisasikan kembali oleh orang – orang kaya untuk menghasilkan penghasilan dengan kembali berinvestasi di Reksadana atau Unit Link.
Begitulah orang kaya membangun kebebasan finansialnya, dengan mengikuti program unit link, reksadana, saham, forex, option dan index future. Sehingga mereka dapat menumpuk kekayaan dan hidup lebih sejahtera.
No comments:
Post a Comment